Senin, 13 Agustus 2018

Minggu, 29 Juli 2018

"BERSIAP MEREBUT KEMERDEKAAN"

Hasil gambar untuk bersiap merebut kemerdekaan   Hasil gambar untuk merebut kemerdekaan

Pada masa revolusi, Indonesia dihadapkan dengan masuk kembalinya kekuatan asing ke wilayah Indonesia. Kekuatan asing tersebut membawa dampak pada situasi politik di dalam negeri. Indonesia dihadapkan dengan permasalahan pengakuan kemerdekaan. Untuk itu, perjuangan bangsa Indonesia dalam memperoleh pengakuan kedaulatan dilakukan dengan dua cara, yaitu diplomasi dan kekuatan militer. 

Setelah Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, tidak lama kemudian Indonesia kedatangan sekutu yang berniat melucuti senjata tentara Jepang yang ternyata piloti oleh NICA Hasil gambar untuk logo Netherlands Indies Civil Administration(Netherlands Indies Civil Administration). Hal ini membuat kemerdekaan Indonesia terancam. Pemerintah Belanda tidak mau mengakui kemerdekaan Indonesia dan berniat menanamkan kembali kekuasaannya atas Indonesia. Sejak saat itu masa Revolusi Indonesia pun dimulai. Perjuangan-perjuangan dilakukan melalui jalur perundingan maupun tindakan-tindakan revolusioner berupa konfrontasi langsung. Pihak-pihak yang mendukung jalur diplomasi seperti Sultan Sjahrir beranggapan bahwa diplomasi adalah jalan keluar yang paling realistis agar Republik di akui secara nyata oleh dunia internasional khususnya pengakuan kedaulatan dari Belanda. 

Sementara pihak lainnya seperti Jenderal Soedirman, Tan Malaka beranggapan bahwa berunding dengan Pemerintahan Belanda tidak ada gunanya dan hanya akan merugikan republik saja, sehingga muncul tuntutan merdeka 100% serta slogan-slogan “merdeka atau mati” menjadi tujuan  perjuangan kaum revolusioner.

Langkah diplomasi dipilih sebagai langkah awal menghadapi Belanda. Hal ini perlu dilakukan karena pada saat itu, Belanda adalah pihak yang menang Perang Dunia II, dan Indonesia sama sekali belum dikenal di dunia internasional, selain itu proklamasi kemerdekaan pun belum banyak diketahui orang. Pengakuan dunia internasional menjadi penting sebagai modal awal menghadapi kolonialisme Belanda. Pada akhirnya jalur diplomasi mengalami kegagalan. Perjanjian Linggarjati merugikan pihak Indonesia, selain itu pihak Belanda tidak mematuhi isi perjanjian dengan melakukan Agresi Militer I.Hasil gambar untuk agresi militer 1 begitu juga dengan perjanjian Renville yang mulai melibatkan pihak ketiga mengalami kegagalan akibat ketidakpatuhan Belanda terhadap isi perjanjian. Kegagalan demi kegagalan yang diterima oleh pihak yang berdiplomasi menimbulkan banyak kecaman dari dalam negeri khususnya dari mereka yang menuntut gerakan-gerakan revolusioner dan konfrontasi karena kecewa atas hasil-hasil yang dicapai selama ini. 

Namun, yang menjadi poin penting sebenarnya adalah munculnya simpati dari dunia internasional terhadap perjuangan bangsa Indonesia, pengakuan kedaulatan dari banyak negara-negara di Afrika maupun Asia, Resolusi PBB serta kecaman terhadap agresi militer Belanda mendorong segera di bentuknya Republik Indonesia Serikat dan secara nyata Belanda pun mengakui Kemerdekaan Indonesia pada 1949.

Sementara itu, jalur konfrontasi(konflik antara 2 pihak) merupakan jalan lain bagi perjuangan republik. Semenjak kegagalan perjuangan diplomasi, kelompok-kelompok radikal yang tergabung dalam Persatuan Perjuangan pimpinan Tan Malaka telah menghimpun kekuatan dari berbagai kelompok seperti partai, laskar, dan, badan-badan yang dipersiapkan untuk melakukan perjuangan revolusioner bersenjata. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Belanda lewat Agresi Militer I dan II menunjukan ketidakseriusan pihak Belanda atas tuntutan pengakuan kedaulatan Indonesia yang memang sejak awal telah disadari oleh Tan Malaka dan kelompoknya.

Selasa, 25 Juli 2017

Biografi Singkat Soekarno

                                  SOEKARNO



Soekarno mengusulkan dasar Negara RI, yakni Pancasila. Hal itu disampaikannya dalam pidato di depan Sidang BPUPKI, 1 Juni 1945. Rumusan Pancasila kemudian diterima sebagai dasar negara dan dicantumkan dalam Pembukaan UUD. Soekarno dikenal sebagai seorang orator yang handal. Ketika berpidato beliau mampu menggetarkan hati para pendengarnya. Selain memiliki jiwa patriotik, Soekarno juga seorang politikus yang cerdas. Beliau menguasai delapan bahasa.perjuangan beliau yang sangat besar bagi Negara membuat saya menginspirasikan bapak proklamator ini, semangat yang tak pernah padam dari beliaulah yang menjadikan bangsa ini merdeka

Nama : Soekarno 
TTL : Surabaya, 6 Juni 1901
Pendidikan :
-Pendidikan Sekolah Dasar Eerste Inlandse School, Mojokerto
-Pendidikan Sekolah Dasar Europeesche Lagere School,Mojokerto
-Hoogere Burger School, Mojokerto (1911-1915)
-Technische Hoge School (sekarang ITB) (1920)

Penghargaan :
-Gelar Doktor Honoris Causa dari berbagai universitas di dalam maupun luar negeri
-Penghargaan bintang kelas satu The Order of The Supreme Companions of or Tambo



Beritkut sedikit kisah tentang ir.soekarno


Masa kecil Soekarno hidup bersama orang tuanya di Blitar. SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, ngekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Setelah lulus HBS tahun 1920, Beliau pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB) dan berhasil meraih gelar "Ir" pada tanggal 25 Mei 1926.


Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama. Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.


Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kesehatan beliau terus memburuk, pada hari Minggu, 21 Juni 1970 beliau meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur di dekat makam ibu nya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah memberi gealar beliau sebagai
"Pahlawan Proklamasi".


Ini adalah pembacaan teks proklamasi kemerdekaan RI